Minggu, 31 Desember 2017

Alenia & Paragraf, Jenis-jenis Paragraf


Pengertian Paragraf
         Paragraf ialah suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang kedudukannya lebih tinggi serta lebih luas dari pada kalimat. Atau dapat diartikan pula paragraf adalah bagian dari sebuah karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, yang berisiskan tentang informasi dari penulis untuk pembaca dengan pikiran utama sebagai pusatnya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang berhubungan antara satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang mengahasilkan sebuah informasi. Paragarf juga dapat disebut sebagai penuangan ide dari penulis melalui beberapa kalimat yang berkaitan dan memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.

         Paragraf dibagi beberapa jenis, yaitu jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya (fungsi), jenis paragraf berdasarkan posisi kalimat utamanya (tempat) dan jenis paragraf berdasarkan kontennya (isi) :

Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Jenis jenis paragraf sebenarnya ada banyak, yang pertama kita bahas berdasarkan sifat dan tujuan (Keraf (1980:63-66)) yaitu :

1.  Paragraf Pembuka
Paragraf ini letaknya di awal sebuah wacana. Paragraf ini berfungsi sebagai pembuka atau pengantar isi sebuah karangan kepada pembaca. Sebelum memasuki isi dan inti karangan, paragraf ini mengantarkan dan mempersiapkan pikiran pembaca agar lebih fokus, serta isinya mempengaruhi pembaca supaya tertarik melanjutkan isi bacaan.
Contoh paragraf pembuka :
“Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat kita menyaksikan dunia. Internet juga dapat menyampaikan surat ke sahabat kita di pulau seberang, bahkan hingga ke negara tetangga.” Itulah bunyi iklan layanan masyarakat yang dapat disaksikan lewat televisi. Bayangkan, melalui internet kita dapat mengakses kabar terkini dari seluruh penjuru dunia. Kita pun bisa mengetahui keadaan roket yang tengah diuji di angkasa luar.
Dengan suatu blog, kita dapat menjadi penulis dengan memposting tulisan karya kita. Bahkan, kita pun dapat berbincang sambil menatap sahabat pena yang berada di Australia melalui web camera. Dengan hanya duduk di depan komputer, kita dapat menggunakan fasilitas chatting, browsing, gaming, atau surfing.

2. Paragraf Penghubung
Paragraf ini letaknya di antara pembuka dan penutup pada sebuah karangan. Paragraf ini memuat isi dari sebuah karangan. Paragraf penghubung menguraikan isi dan inti sebuah tulisan. Sifat dari paragraf penghubung sesuai dengan tipe tulisannya seperti narasi, deskripsi, eksposisi, dll.
Contoh paragraf penghubung :
Meskipun begitu jangan lupa bahwa bersahabat dengan internet terdapat aturan yang sebaiknya kita patuhi. Jika tidak mengetahui aturan bermainnya, berteman dengan internet dapat merugikan. Tentunya kita pernah mendengar dari TV atau koran terdapat penculikan anak, kemudian orang tuanya diminta memberikan sejumlah tebusan berupa uang jika ingin anaknya dikembalikan. Ternyata setelah diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula dari kegemaran anak terhadap internet seperti chatting. Anak tersebut tanpa sadar memberikan identitas atau data – data pribadi miliknya kepada orang yang ia ajak chatting padahal orang tersebut merupakan penjahat yang sedang menyamar menjadi anak-anak. Hal tersebut sangat mungkin mengingat chatting tidak bisa melihat teman yang di ajak berbincang secara nyata alias maya.
Supaya kejadian tersebut tidak terulang, apalagi menimpa diri kita, maka sebaiknya kita mengikuti aturan berikut:
                  Jangan memberi data pribadi ke seseorang yang tidak kita kenal
                  Jangan pergi sendirian ketika ingin bertemu dengan teman chatting
                  Tidak malu untuk bertanya kepada orang tua/kakak
                  Jangan mengakses sembarang situs
                  Jangan lupa log out atau sign out akun ketika selesai
                  Hati-hati terhadap virus di software tertentu
                  Buatlah kesepakatan dalam penggunaan internet

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang letaknya di akhir sebuah sebuah karangan. Paragraf berfungsi sebagai penutup pada sebuah karangan. Paragraf ini menunjukkan tulisan telah berakhir, bentuknya kesimpulan, pengulangan secara ringkas, penekanan atau komentar akhir. Bentuknya disesuai dengan kebutuhan maupun jenis tulisan.

Berikut contoh untuk paragraf penutup:
Contoh paragraf penutup :
Hal – hal di  atas tidak susah untuk dilakukan hanya perlu kesadaran, kedisiplinan serta tanggung jawab diri kita sendiri. Ketika itu dilakukan, internet akan sangat berguna bagi kehidupan, khususnya diri kita.


jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Utamanya
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di awal sebuah paragraf dan bersifat deduksi. Kata deduksi asalnya dari bahasa latin : deducere, dedectum deduxi, yang artinya “menuntun ke bawah”; ataupun ‘menurunkan’; deductio artinya ‘penuntun atau pengantaran’.
Paragraf ini paragraf yang diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum, lalu dijabarkan dan dikembangkan menjadi pernyataan yang sifatnya khusus. Pernyataan yang sifatnya khusus tersebut dapat berupa rincian, penjelasan, bukti-bukti maupun contoh-contoh. Karena paragraf tersebut dikembangkan dari pernyataan yang umum kemudian mengemukakan pernyataan – pernyataan yang sifatnya khusus, dapat kita dikatakan bahwa penaralan paragraf deduktif tersebut dari umum ke khusus.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf deduktif:
Zaman sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur – angsur punah. Anak-anak akrab dan hafal dengan kebudayaan luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan cerita Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea maupun  film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya.
  
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di akhir sebuah paragraf dan bersifat induksi. Kata induksi asalnya dari bahasa latin : duxi, ducere, ductum yang artinya membawa ke; atau memasukan kedalam. selanjutnya istilah induksi dapat dijelaskan dengan metode pemikiran yang berasal dari hal yang khusus untuk menentukan simpulan atau hukum di akhir paragraf. Karena kalimat-kalimat atau pernyataan khusus dapat berupa penjabaran dan contoh-contoh, dan pernyataan umum itu berupa hukum atau simpulan, sehingga paragraf induktif berkembang dari contoh dan rincian menjadi simpulan.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf induktif :
Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena yang sekarang sedang berkembang adalah cerita – cerita dari luar negeri lebih familiar bagi anak-anak diantaranya cerita Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea maupun  film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah seperti Malin Kundang. Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa sekarang ini kebudayaan luar lebih disukai dan menjadi kiblat untuk anak – anak maupun para remaja Indonesia.
3. Paragraf deduktif-induktif
Paragraf deduktif-induktif merupakan perpaduan antara paragraf deduktif dengan paragraf induktif.  Paragraf deduktif-induktif ini, posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di awal dan akhir sebuah paragraf. Sebuah wacana yang menggunakan jenis paragraf ini dikembangkan dengan kalimat yang bersifat umum di awal paragraf dan akhir paragraf sedangkan kalimat-kalimat yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat awal dan kalimat akhir) sifatnya khusus berupa rincian atau contoh-contoh.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf deduktif-induktif:
Zaman sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur – angsur punah. Anak-anak akrab dan hafal dengan kebudayaan luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan cerita Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea maupun  film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa kebudayaan luar lebih disukai dan menjadi kiblat untuk anak – anak maupun para remaja Indonesia.
4. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di tengah sebuah paragraf. Sebuah wacana yang menggunakan jenis paragraf ini dikembangkan dengan kalimat yang bersifat khusus di awal paragraf dan akhir paragraf isinya berupa rincian atau contoh-contoh sedangkan kalimat-kalimat yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat awal dan kalimat akhir) sifatnya umum.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf ineratif:
Anak-anak zaman sekarang lebih gemar dengan cerita Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea maupun  film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman. Budaya asli indonesia sudah berangsur-angsur punah. Cerita asli daerah seperti Malin Kundang Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya secara senggaja ditinggalkan. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya.


Jenis Paragraf Berdasarkan Kontennya
Jenis jenis paragraf berdasarkan kontennya sangat banyak digunakan, terutama bagi anda yang ingin menjadi jurnalis.

1. Paragraf naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana narasi. Narasi adalah tipe wacana yang berisi kejadian atau kisah. Secara etimologis, naratif berasal dari bahasa latin yaitu narrare berarti menceritakan atau bercerita, narratio berarti penceritaan serta narrativus berarti bersifat penceritaan.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf naratif :
Pak Rudi adalah salah satu guru honorer di Kabupaten Grobogan yang setiap hari mengajar di SD N 1 Karangrejo. Pekerjaan tersebut tetap ia lakukan hingga siang hari. Dari pekerjaannya sebagai guru honor tersebut ia hanya mendapatkan balas jasa sebesar Rp. 500.000,00, sesuai UMP guru di Kabupaten Grobogan. Meskipun begitu, Pak Rudi menjalaninya dengan penuh keikhlasan demi mengamalkan ilmu-ilmunya.

2. Paragraf deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana deskripsi. Wacana deskripsi adalah tipe wacana yang berisi penggambaran atau pemaparan dengan jelas, rinci dan lengkap mengenai suatu hal, baik seseorang, suasana, benda, tempat, sifat, hewan maupun tumbuhan tertentu. Secara etimologis deskriptif berasal dari bahsa latin yaitu describere berarti membuat gambaran dan descriptio artinya pembeberan atau penggambaran.
Dalam mengembangkan paragraf ini penulis menjabarkan sesuatu secara lengkap, cermat dan terperinci. Sehingga pembaca mendapatkan gambaran jelas tentang hal yang diceritakan.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf deskriptif :
Langit Grobogan mulai terang. Walau jalan raya sempit, tidak sedikit kendaraan yang memadatinya dan terdengar menderu. Anak sekolah memdominasi jalanan tersebut. Pekerja pun turut meramaikan jalanan dengan terburu-buru. Perlahan keramaian kendaraan di jalan berkurang hingga siang hari. Meskipun jalanan sempit namun pepohonan di sekitar jalanan meneduhi para pengguna jalan.

3. Paragraf ekspositori
Paragraf ekspositori adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana ekspositori. Wacana ekspositori adalah tipe wacana yang berisi penjelasan, membentangkan dan pemaparan akan sesuatu, sehingga pembaca memdapatkan pengetahuan dan wawasan yang telah disampaikan penulis.
Ekspositori berasal dari bahasa latin yaitu exponere yang berarti membentangkan atau memaparkan. Dalam memaparkannya, penulis menyebutkan contoh, proses atau bukti-bukti konkret terhadap sesuatu.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf ekspositori :
Kabupaten Grobogan menjadi kabupaten terluas urutan kedua di Provinsi Jawa Tengah setelah Cilacap. Awalnya kabupaten Grobogan beribukota di Kecamatan Grobogan namun kemudian berpindah ke Kecamatan Purwodadi. Makanan khas daerah ini ialah becek. Beberapa tempat wisata yang bisa kita kunjungi di Kabupaten Grobogan diantaranya Kedung Ombo, Pemandangan Jatipohon, api abadi mrapen dan Bledug Kuwu.

4. Paragraf argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana argumentasi. Wacana argumentasi adalah tipe wacana yang berisi pendapat, pembuktian, pendirian, gagasan, dalih, dasar atau hujah  terhadap sesuatu.
Argumentatif berasal dari bahasa Latin yaitu rguere berarti membuktikan atau meyakinkan seseorang dan argumentatio berarti pembuktian. Dalam mengembangkan paragraf ini, penulis menjadikan pembaca yakin dengan menyertakan bukti konkret sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Sehingga pembaca dapat menyakini argumen penulis.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf argumentatif :
Polusi udara terjadi di seluruh negara, bahkan di daerah Grobogan utamanya terjadi di kota purwodadi. Kendaraan bermotor menjadi sumber utama polusi di daerah ini. Hal ini mengakibatkan udara menjadi tercemar. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan mencatat bahwa Tahun 2016 terjadi kenaikan tingkat kendaraan dari tahun sebelumnya, berakibat naiknya polutan udara sebanyak 125%.
  
5. Paragraf persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana persuasi. Wacana persuasi adalah tipe wacana yang berisi ajakan, bujukan atau himbauan kepada seseorang dengan memberikan alasan dan prospek bagus bagi yang meyakini, melaksanakan sesuatu, atau membeli benda tertentu.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf persuatif :
Slogan Grobogan Bersemi sudah sepatutnya tidak sekedar klaim belaka. Kendaraan bermotor yang bejubel telah merampas udara bersih yang menjadi hak kita sebagai warga Grobogan. Bukan lagi zamannya kita mengkambing hitamkan orang lain. Langkah solutifnya, mari semi kan tumbuhan-tumbuhan hijau di sekitar kita.
Uraian penggunaan paragraf beserta contohnya dalam kalimat di atas diharapkan dapat menjadi acuan bagi anda yang sedang mempelajari penggunaan paragraf yang baik dan benar. Jenis jenis paragraf di atas sangat penting digunakan sesuai dengan fungsi dan maksud yang ingin anda sampaikan melalui tulisan / paragraf yang anda buat.

 PENGERTIAN ALINEA
         Alinea dari bahasa Belanda. Kata Belanda itu sendiri dari kata Latin a linea yang berarti ‘mulai dari baris baru’.
Beberapa pengertian alinea:
-      Alinea merupakan bagian dari wacana yang berisi satu gagasan pokok dan dapat diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas.
-      Alinea merupakan bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya, dalam ragam tulis biasanya ditandai dengan kalimat yang menjorok ke dalam atau spasi yang berbeda.
         Alinea adalah kalimat atau himpunan kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu, gagasan/ide menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan (bukan ide baru) yang bermaksud untuk memperjelas gagasan dalam alinea tersebut. Dengan demikian, alinea bisa tersusun dari satu kalimat atau beberapa kalimat, sepanjang kalimat-kalimat yang dirangkai tersebut masih berfungsi sebagai penjelas bukan mengemukakan gagasan baru.

SYARAT-SYARAT ALINEA
1.      Kesatuan (Unity)
Jadi kesatuan atau unity bukanlah  berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan   berarti   kalimat-kalimat   yang   ada   dalam   paragraf   tersebut menyatu   untuk   mendukung   pikiran   utama   sehingga   merupakan   satu kesatuan yang utuh.  Jadi tiap alinea / paragraf hanya boleh mengandung satu pikiran/tema.

Contoh paragraf yang memenuhi persyaratan kesatuan :
Masalah mahasiswa  di  Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan sulit   untuk   sepenuhnya   memusatkan   perhatian   pada   studi   mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang kurang mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena itu   selama   belajar   mereka   kadang-kadang   terganggu   oleh   keadaan ekonomi.

Apabila paragraf di atas kita analisis, akan kita temukan.
Pikiran utama             : Masalah umum dalam dunia mahasiswa.

Pikiran penjelas         : Sulit memusatkan perhatian, berasal dari keluarga biasa, terganggu oleh ekonomi.
Unsur-unsur  penunjang pada paragraph di atas benar-benar mendukung  gagasan utama. Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf tersebut membentuk eksatuan ide (unity).

2. Kepaduan (Koherensi)
Kepaduan akan terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat- kalimat   yang   membina   paragraf   tersebut,   baik,   wajar,   dan   mudah dipahami   tanpa   kesulitan.   Pembaca   dengan   mudah   mengikuti   jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan.

Contoh paragraf menggunakan transisi yang benar:
Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan, sehingga tidak dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan bahwa kuliah  yang  disajikan   dosen   sebenarnya   merupakan   masalah  yang  sudah diketahui   mahasiswa,   atau   merupakan   masalah   yang   tidak   diperlukan mahasiswa.  Di   samping   itu  mahasiswa   yang   sudah   mempelajari   bahasa Indonesia   sejak   mereka   duduk   di   bangku   sekolah   dasar   atau   sekurang-kurangnya  sudah  mempelajari bahasa Indonesia  selama dua  belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia.  Akibatnya  memilih atau   menentukan   bahan   kuliah   yang   akan   diberikan   kepada   mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar.

Perhatikan   kata   atau   frase   transisi   yang   digunakan   (digarisbawahi) menatakan hubungan kalimat. Tanpa menggunakan frase transisi ini tulisan di atas akan terpotong-potong dan hubungan antar kalimat tidak jelas.

3.  Kejelasan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, apabila kalimat topik ditunjang oleh sejumlah   kalimat   penjelas.   Tentang   kalimat-kalimat   penjelas   ini   sudah dibicarakan di bagian awal tulisan ini, yaitu pada unsur-unsur paragraf. Kalimat-kalimat  penjelas   penunjang  utama   atau  penunjang  kedua   harus benar-benar menjelaskan pikiran utama, agar paragraf  tersebut memiliki kejelasan sehingga mudah dipahami.

UNSUR-UNSUR ALINEA
1.      Ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak.Ide pokok biasanya berupa kata, frase atau klausa.
2.      Kalimat topik yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
3.  Ide pengembang yaitu rincian atau penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa kata, frase, atau klausa.
4.      Kalimat pengembang yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang dalam bentuk kongkret.
5.  Kalimat penegas yaitu kalimat yang berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topik pada bagian akhir paragraf.
6.      Transisi   yaitu   mata   rantai   penghubung  paragraf.   Transisi   berfungsi  sebagai penunjang koherensi atau kepaduan antar kalimat, antar paragraf dalam suatu karangan.

MACAM-MACAM ALINEA
1. Menurut Fungsinya:
a. Alinea Pembuka
Berfungsi sebagai :
1. Menghantar pokok pembicaraan.
2. Menarik minat dan perhatian pembaca.
3. Menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Bentuk-bentuk yang dapat dipakai sebagai bahan menulis alinea pembuka, yaitu
1. Kutipan, peribahasa, anekdot.
2. Uraian bagaimana pentingnya pokok pembicaraan.
3. Suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang.
4. Uraian tentang pengalaman pribadi.
5. Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan.
6. Sebuah pernyataan.

b. Alinea Pengembang / Isi
Berfungsi sebagai :
1. Mengemukakan inti persoalan
2. Memberi ilustrasi atau contoh
3. Menjelaskan hal yang diuraikan pada alinea berikutnya
4. Meringkas alinea sebelumnya
5. Mempersiapkan dasar atau landasan untuk simpulan

c. Alinea Penutup
Alinea ini berisikan simpulan bagian karangan. Merupakan pernyataan kembali maksud penulis. Hal- hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Sebagai penutup, alinea ini tidak boleh terlalu panjang.
2. Isi alinea berisi simpulan sebagai cerminan inti seluruh uraian.
3. Alinea ini hendaknya memberikan kesan yang mendalam bagi pembaca.

2. Menurut Posisi Kalimat Topik :
a. Alinea Deduktif
Alinea   yang   kalimat   utamanya   terletak   diawal   kalimat,   diikuti   oleh kalimat penjelas.
Contoh: 
Semua isi alam ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa   di   dunia   ini   ialah   manusia.   Manusia   diizinkan   oleh   Tuhan memanfaatkan   isi   alam   ini   sebaik-baiknya.   Akan   tetapi,   tidak   diizinkan menyiksa, mengabaikan, dan menyia-nyiakannya.

b. Alinea Induktif
Alinea   yang   kalimat   utamanya   terletak   diakhir.   Alinea   ini   diawali dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama.
Contoh:
Harga   beras   minggu  yang  lalu   Rp   1.000,00/kg, kini   sudah menjadi Rp1.100,00. Gula pasir biasanya Rp1.250,00/kg telah berubah menjadi Rp1.300,00/kg. Minyak goreng, susu bubuk, dan tepung terigu juga mengalami kenaikan meskipun tidak terlalu besar. Kelihatannya harga sebagian barang pokok terus bergerak naik.

c. Alinea Deduktif-Induktif (Gabungan)
Alinea yang kalimat utamanya terletak diawal paragraf dan ditampilkan kembali diakhir paragraf untuk penegasan.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indoneia memerlukan rumah murah, sehat dan kuat. Depertemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah , tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan   api   dan   tahan   air.   Lagi   pula,   bahan   perlit   dapat   dicetak   menurut keinginan seseorang.  Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.

d. Alinea Penuh
Alinea   yang   kalimat   utamanya   terletak   disemua   kalimat.   Alinea   ini biasanya berupa uraian yang berupa deskripsi atau karangan yang bersifat narasi.  
Contoh:
Pagi hari aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari   pagi   menghangatkan   badan.   Didepanku  bermekaran   bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasnya.

3. Berdasarkan Sifat Isinya :
a. Persuasif/Persuasi
Alinea yang berisi ajakan, mempengaruhi pembaca.  
Contoh:
Deterjen ini tidak hanya cocok dipakai untuk mencuci bahan yang kasar, tetapi cocok juga untuk mencuci bahan yang halus seperti sutra. Selain itu, deterjen baru ini dapat juga dipakai untuk mencuci perabot dapur. Lagi pula, perabotan yang dicuci dengan bubuk deterjen ini warnanya tidak akan pudar.

b. Argumentatif/Argumentasi
Alinea yang berisikan pembahasan tentang sesuatu yang berisikan bukti-bukti dan alasan-alasan yang mendukung.
Contoh:
Tenaga   kerja   di   Pulau   Jawa,   Bali,   Madura   dan   Lombok kelebihan, sedangkan di pulau-pulau lain kekurangan. Oleh sebab itu, sebagian tenaga kerja dari keempat pulau tersebut dipindahkan ke pulau-pulau lain yang kekurangan tenaga kerja. Dengan demikian, akan terjadi pemerataan tenaga kerja di Indonesia.

c. Deskriptif/Deskripsi
Alinea yang berisikan tentang gambaran objek atau lukisan objek secara rinci.
Contoh:
Tempat pensil kesukaan adikku. Setiap hari tak pernah lupa dibawanya. Warnanya biru dihiasi motif bulan sabit yang tersenyum berwarna kuning. Segala macam perelengkapan tulis-menulis disimpan rapi di sana. Terkadang   kepingan   uang   receh   pun   juga   diletakkannya   di   tempat   pensil hadiah ulang tahunnya itu. Lucunya tempat perlengkapan alat tulis ini ada kaca kecilnya.

d. Eksposisitoris/Eksposisi
Alinea yang memaparkan suatu bentuk kejadian atau peristiwa yang berupa fakta-fakta, atau lukisan peristiwa.
Contoh:
Panen padi di beberapa desa di Jawa Tengah terancam gagal. Musim   kemarau   yang   berkepanjangan   membuat   padi   yang   ditanam mengalamai kekeringan. Ditambah lagi hama tikus juga menambah kendala terancamnya   gagal  panen   ini.   Kekeringan   ini   mulai   terasa   semenjak   usai tanam, hujan tidak pernah turun mengakibatkan debit air di beberapa irigasi dibawah batas ambang normal, bahkan ada yang benar-benar kering.

e. Naratif/Narasi
Alinea yang beisikan penceritaan atau berbentuk cerita.
Contoh:
Libur semester kemarin aku ke Bali. Senangnya dapat menikmati liburan di Pulau Seribu Pura tersebut. Tidak disangka-sangka aku bertemu dengan teman SMA yang berlibur bersama keluarganya. Semakin asyik saja suasana liburanku.

KESIMPULAN :
-    Alinea adalah kalimat atau himpunan kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
-          Syarat-syarat alinea yaitu kesatuan (unity), kepaduan (koherensi) dan kejelasan.
-     Unsur-unsur alinea adalah ide pokok, kalimat topik, ide pengembang, kalimat pengembang, kalimat penegas dan transisi.
-          Terdapat macam-macam alinea diantaranya sebagai berikut :
1.      Menurut fungsinya : alinea pembuka, alinea pengembang/isi dan alinea penutup
2. Menurut posisi kalimat topik : alinea deduktif, alinea induktif, alinea deduktif-indukif(gabungan) dan alinea penuh.
3.      Berdasarkan sifat isinya : persuasif, argumentatif, deskriptif, eksposisif dan naratif.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar