Pengertian Paragraf
Paragraf
ialah suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang kedudukannya lebih tinggi serta
lebih luas dari pada kalimat. Atau dapat diartikan pula paragraf adalah bagian
dari sebuah karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, yang berisiskan
tentang informasi dari penulis untuk pembaca dengan pikiran utama sebagai
pusatnya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf terdiri dari
beberapa kalimat yang berhubungan antara satu dengan yang lain dalam suatu
rangkaian yang mengahasilkan sebuah informasi. Paragarf juga dapat disebut
sebagai penuangan ide dari penulis melalui beberapa kalimat yang berkaitan dan
memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.
Paragraf
dibagi beberapa jenis, yaitu jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya
(fungsi), jenis paragraf berdasarkan posisi kalimat utamanya (tempat) dan jenis
paragraf berdasarkan kontennya (isi) :
Paragraf
Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Jenis jenis paragraf sebenarnya ada banyak, yang pertama
kita bahas berdasarkan sifat dan tujuan (Keraf (1980:63-66)) yaitu :
1. Paragraf Pembuka
Paragraf ini letaknya di awal sebuah wacana. Paragraf ini
berfungsi sebagai pembuka atau pengantar isi sebuah karangan kepada pembaca.
Sebelum memasuki isi dan inti karangan, paragraf ini mengantarkan dan
mempersiapkan pikiran pembaca agar lebih fokus, serta isinya mempengaruhi
pembaca supaya tertarik melanjutkan isi bacaan.
Contoh paragraf pembuka :
“Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat kita
menyaksikan dunia. Internet juga dapat menyampaikan surat ke sahabat kita di
pulau seberang, bahkan hingga ke negara tetangga.” Itulah
bunyi iklan layanan masyarakat yang dapat disaksikan lewat televisi. Bayangkan,
melalui internet kita dapat mengakses kabar terkini dari seluruh penjuru dunia.
Kita pun bisa mengetahui keadaan roket yang tengah diuji di angkasa luar.
Dengan suatu blog, kita dapat menjadi penulis dengan
memposting tulisan karya kita. Bahkan, kita pun dapat berbincang sambil menatap
sahabat pena yang berada di Australia melalui web camera. Dengan hanya
duduk di depan komputer, kita dapat menggunakan fasilitas chatting, browsing,
gaming, atau surfing.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf ini letaknya di antara pembuka dan penutup pada
sebuah karangan. Paragraf ini memuat isi dari sebuah karangan. Paragraf
penghubung menguraikan isi dan inti sebuah tulisan. Sifat dari paragraf
penghubung sesuai dengan tipe tulisannya seperti narasi, deskripsi, eksposisi,
dll.
Contoh paragraf penghubung :
Meskipun begitu jangan lupa bahwa bersahabat dengan internet
terdapat aturan yang sebaiknya kita patuhi. Jika tidak mengetahui aturan
bermainnya, berteman dengan internet dapat merugikan. Tentunya kita pernah
mendengar dari TV atau koran terdapat penculikan anak, kemudian orang tuanya
diminta memberikan sejumlah tebusan berupa uang jika ingin anaknya
dikembalikan. Ternyata setelah diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula
dari kegemaran anak terhadap internet seperti chatting. Anak tersebut
tanpa sadar memberikan identitas atau data – data pribadi miliknya kepada orang
yang ia ajak chatting padahal orang tersebut merupakan penjahat yang
sedang menyamar menjadi anak-anak. Hal tersebut sangat mungkin mengingat chatting
tidak bisa melihat teman yang di ajak berbincang secara nyata alias maya.
Supaya kejadian tersebut tidak terulang, apalagi menimpa
diri kita, maka sebaiknya kita mengikuti aturan berikut:
Jangan memberi data pribadi ke seseorang yang tidak
kita kenal
Jangan pergi sendirian ketika ingin bertemu dengan
teman chatting
Tidak malu untuk bertanya kepada orang tua/kakak
Jangan mengakses sembarang situs
Jangan lupa log out atau sign out akun
ketika selesai
Hati-hati terhadap virus di software tertentu
Buatlah kesepakatan dalam penggunaan internet
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang letaknya di akhir
sebuah sebuah karangan. Paragraf berfungsi sebagai penutup pada sebuah
karangan. Paragraf ini menunjukkan tulisan telah berakhir, bentuknya
kesimpulan, pengulangan secara ringkas, penekanan atau komentar akhir.
Bentuknya disesuai dengan kebutuhan maupun jenis tulisan.
Berikut contoh untuk paragraf penutup:
Contoh paragraf penutup :
Hal – hal di atas tidak susah untuk dilakukan hanya
perlu kesadaran, kedisiplinan serta tanggung jawab diri kita sendiri. Ketika
itu dilakukan, internet akan sangat berguna bagi kehidupan, khususnya diri
kita.
|
jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Utamanya
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok
atau kalimat utamanya di awal sebuah paragraf dan bersifat deduksi. Kata
deduksi asalnya dari bahasa latin : deducere, dedectum deduxi, yang artinya
“menuntun ke bawah”; ataupun ‘menurunkan’; deductio artinya ‘penuntun atau
pengantaran’.
Paragraf ini paragraf yang diawali dengan pernyataan yang
sifatnya umum, lalu dijabarkan dan dikembangkan menjadi pernyataan yang
sifatnya khusus. Pernyataan yang sifatnya khusus tersebut dapat berupa rincian,
penjelasan, bukti-bukti maupun contoh-contoh. Karena paragraf tersebut
dikembangkan dari pernyataan yang umum kemudian mengemukakan pernyataan –
pernyataan yang sifatnya khusus, dapat kita dikatakan bahwa penaralan paragraf
deduktif tersebut dari umum ke khusus.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf deduktif:
Zaman sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur – angsur
punah. Anak-anak akrab dan hafal dengan kebudayaan luar negeri. Anak-anak
sangat gemar dengan cerita Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha
and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di
televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea maupun
film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang
cerita asli daerah seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang,
Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka
lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari
PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita
seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain
sebagainya.
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan
pokok atau kalimat utamanya di akhir sebuah paragraf dan bersifat induksi. Kata
induksi asalnya dari bahasa latin : duxi, ducere, ductum yang
artinya membawa ke; atau memasukan kedalam. selanjutnya istilah induksi dapat
dijelaskan dengan metode pemikiran yang berasal dari hal yang khusus untuk
menentukan simpulan atau hukum di akhir paragraf. Karena kalimat-kalimat atau
pernyataan khusus dapat berupa penjabaran dan contoh-contoh, dan pernyataan
umum itu berupa hukum atau simpulan, sehingga paragraf induktif berkembang dari
contoh dan rincian menjadi simpulan.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf induktif :
Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena yang sekarang sedang
berkembang adalah cerita – cerita dari luar negeri lebih familiar bagi
anak-anak diantaranya cerita Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha
and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di
televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea
maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang
cerita asli daerah seperti Malin Kundang. Timun Mas, Roro Jonggrang,
Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka
lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari
PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita
seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain
sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa sekarang ini kebudayaan
luar lebih disukai dan menjadi kiblat untuk anak – anak maupun para remaja
Indonesia.
3. Paragraf deduktif-induktif
Paragraf deduktif-induktif merupakan perpaduan antara
paragraf deduktif dengan paragraf induktif. Paragraf deduktif-induktif
ini, posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di awal dan akhir sebuah
paragraf. Sebuah wacana yang menggunakan jenis paragraf ini dikembangkan dengan
kalimat yang bersifat umum di awal paragraf dan akhir paragraf sedangkan
kalimat-kalimat yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat awal dan
kalimat akhir) sifatnya khusus berupa rincian atau contoh-contoh.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf deduktif-induktif:
Zaman sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur – angsur
punah. Anak-anak akrab dan hafal dengan kebudayaan luar negeri.
Anak-anak sangat gemar dengan cerita Upin – Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto,
Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di
televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih menggandrungi drama korea
maupun film- film seperti Spiderman, Harry Potter, Batman ketimbang
cerita asli daerah seperti Malin Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang,
Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka
lebih menyukai kartu remi, puzzle UNO, dan permainan lainnya dari
PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita
seperti engklek, gobak sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain
sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa kebudayaan luar lebih
disukai dan menjadi kiblat untuk anak – anak maupun para remaja Indonesia.
4. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang posisi gagasan
pokok atau kalimat utamanya di tengah sebuah paragraf. Sebuah wacana yang
menggunakan jenis paragraf ini dikembangkan dengan kalimat yang bersifat khusus
di awal paragraf dan akhir paragraf isinya berupa rincian atau contoh-contoh
sedangkan kalimat-kalimat yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat awal
dan kalimat akhir) sifatnya umum.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf ineratif:
Anak-anak zaman sekarang lebih gemar dengan cerita Upin –
Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan
kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja
yang lebih menggandrungi drama korea maupun film- film seperti Spiderman,
Harry Potter, Batman. Budaya asli indonesia sudah berangsur-angsur
punah. Cerita asli daerah seperti Malin Kundang Timun Mas, Roro
Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan lain sebagainya secara senggaja
ditinggalkan. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi,
puzzle UNO, dan permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game
online ketimbang permainan asli daerah kita seperti engklek, gobak
sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya.
|
Jenis Paragraf Berdasarkan Kontennya
Jenis jenis paragraf berdasarkan kontennya sangat banyak
digunakan, terutama bagi anda yang ingin menjadi jurnalis.
1. Paragraf naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang kontennya berhubungan
dengan jenis wacana narasi. Narasi adalah tipe wacana yang berisi kejadian atau
kisah. Secara etimologis, naratif berasal dari bahasa latin yaitu narrare
berarti menceritakan atau bercerita, narratio berarti penceritaan serta
narrativus berarti bersifat penceritaan.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf naratif :
Pak Rudi adalah salah satu guru honorer di Kabupaten
Grobogan yang setiap hari mengajar di SD N 1 Karangrejo. Pekerjaan tersebut
tetap ia lakukan hingga siang hari. Dari pekerjaannya sebagai guru honor
tersebut ia hanya mendapatkan balas jasa sebesar Rp. 500.000,00, sesuai UMP
guru di Kabupaten Grobogan. Meskipun begitu, Pak Rudi menjalaninya dengan penuh
keikhlasan demi mengamalkan ilmu-ilmunya.
2. Paragraf deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang kontennya
berhubungan dengan jenis wacana deskripsi. Wacana deskripsi adalah tipe wacana
yang berisi penggambaran atau pemaparan dengan jelas, rinci dan lengkap
mengenai suatu hal, baik seseorang, suasana, benda, tempat, sifat, hewan maupun
tumbuhan tertentu. Secara etimologis deskriptif berasal dari bahsa latin yaitu
describere berarti membuat gambaran dan descriptio artinya pembeberan atau
penggambaran.
Dalam mengembangkan paragraf ini penulis menjabarkan sesuatu
secara lengkap, cermat dan terperinci. Sehingga pembaca mendapatkan gambaran
jelas tentang hal yang diceritakan.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf deskriptif :
Langit Grobogan mulai terang. Walau jalan raya sempit, tidak
sedikit kendaraan yang memadatinya dan terdengar menderu. Anak sekolah
memdominasi jalanan tersebut. Pekerja pun turut meramaikan jalanan dengan terburu-buru.
Perlahan keramaian kendaraan di jalan berkurang hingga siang hari. Meskipun
jalanan sempit namun pepohonan di sekitar jalanan meneduhi para pengguna jalan.
3. Paragraf ekspositori
Paragraf ekspositori adalah paragraf yang kontennya
berhubungan dengan jenis wacana ekspositori. Wacana ekspositori adalah tipe
wacana yang berisi penjelasan, membentangkan dan pemaparan akan sesuatu,
sehingga pembaca memdapatkan pengetahuan dan wawasan yang telah disampaikan
penulis.
Ekspositori berasal dari bahasa latin yaitu exponere yang
berarti membentangkan atau memaparkan. Dalam memaparkannya, penulis menyebutkan
contoh, proses atau bukti-bukti konkret terhadap sesuatu.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf ekspositori :
Kabupaten Grobogan menjadi kabupaten terluas urutan kedua di
Provinsi Jawa Tengah setelah Cilacap. Awalnya kabupaten Grobogan
beribukota di Kecamatan Grobogan namun kemudian berpindah
ke Kecamatan Purwodadi. Makanan khas daerah ini ialah becek. Beberapa
tempat wisata yang bisa kita kunjungi di Kabupaten Grobogan diantaranya Kedung
Ombo, Pemandangan Jatipohon, api abadi mrapen dan Bledug Kuwu.
4. Paragraf argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang kontennya
berhubungan dengan jenis wacana argumentasi. Wacana argumentasi adalah tipe wacana
yang berisi pendapat, pembuktian, pendirian, gagasan, dalih, dasar atau
hujah terhadap sesuatu.
Argumentatif berasal dari bahasa Latin yaitu rguere berarti
membuktikan atau meyakinkan seseorang dan argumentatio berarti pembuktian.
Dalam mengembangkan paragraf ini, penulis menjadikan pembaca yakin dengan
menyertakan bukti konkret sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Sehingga pembaca
dapat menyakini argumen penulis.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf argumentatif :
Polusi udara terjadi di seluruh negara, bahkan di daerah
Grobogan utamanya terjadi di kota purwodadi. Kendaraan bermotor menjadi sumber
utama polusi di daerah ini. Hal ini mengakibatkan udara menjadi tercemar. Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan mencatat bahwa Tahun 2016 terjadi kenaikan
tingkat kendaraan dari tahun sebelumnya, berakibat naiknya polutan udara
sebanyak 125%.
5. Paragraf persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang kontennya
berhubungan dengan jenis wacana persuasi. Wacana persuasi adalah tipe wacana
yang berisi ajakan, bujukan atau himbauan kepada seseorang dengan memberikan
alasan dan prospek bagus bagi yang meyakini, melaksanakan sesuatu, atau membeli
benda tertentu.
Contoh wacana yang menggunakan paragraf persuatif :
Slogan Grobogan Bersemi sudah sepatutnya tidak sekedar klaim
belaka. Kendaraan bermotor yang bejubel telah merampas udara bersih yang
menjadi hak kita sebagai warga Grobogan. Bukan lagi zamannya kita mengkambing
hitamkan orang lain. Langkah solutifnya, mari semi kan tumbuhan-tumbuhan hijau
di sekitar kita.
Uraian penggunaan paragraf beserta contohnya dalam
kalimat di atas diharapkan dapat menjadi acuan bagi anda yang sedang
mempelajari penggunaan paragraf yang baik dan benar. Jenis jenis paragraf
di atas sangat penting digunakan sesuai dengan fungsi dan maksud yang ingin
anda sampaikan melalui tulisan / paragraf yang anda buat.
Alinea
dari bahasa Belanda. Kata Belanda itu sendiri dari kata Latin a linea
yang berarti ‘mulai dari baris baru’.
Beberapa pengertian alinea:
- Alinea merupakan bagian
dari wacana yang berisi satu gagasan pokok dan dapat diikuti oleh
kalimat-kalimat penjelas.
- Alinea merupakan bagian
dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya, dalam
ragam tulis biasanya ditandai dengan kalimat yang menjorok ke dalam atau spasi
yang berbeda.
Alinea
adalah kalimat atau himpunan kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu, gagasan/ide menjadi jelas oleh
uraian-uraian tambahan (bukan ide baru) yang bermaksud untuk memperjelas
gagasan dalam alinea tersebut. Dengan demikian, alinea bisa tersusun dari satu
kalimat atau beberapa kalimat, sepanjang kalimat-kalimat yang dirangkai
tersebut masih berfungsi sebagai penjelas bukan mengemukakan gagasan baru.
SYARAT-SYARAT ALINEA
1. Kesatuan (Unity)
Jadi kesatuan atau unity bukanlah berarti satu atau
singkat kalimatnya, melainkan berarti
kalimat-kalimat yang ada dalam
paragraf tersebut menyatu untuk
mendukung pikiran utama
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Jadi
tiap alinea / paragraf hanya boleh mengandung satu pikiran/tema.
Contoh paragraf yang memenuhi persyaratan kesatuan :
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali.
Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya
memusatkan perhatian pada studi
mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang
kurang mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena
itu selama belajar mereka
kadang-kadang terganggu oleh keadaan
ekonomi.
Apabila paragraf di atas kita analisis, akan kita temukan.
Pikiran utama
: Masalah umum dalam dunia mahasiswa.
Pikiran penjelas
: Sulit memusatkan perhatian, berasal dari keluarga biasa, terganggu oleh
ekonomi.
Unsur-unsur penunjang pada paragraph di atas benar-benar
mendukung gagasan utama. Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang
paragraf tersebut membentuk eksatuan ide (unity).
2. Kepaduan (Koherensi)
Kepaduan akan terjadi apabila hubungan timbal balik antara
kalimat- kalimat yang membina
paragraf tersebut, baik, wajar,
dan mudah dipahami tanpa
kesulitan. Pembaca dengan mudah
mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu
yang menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat
lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan.
Contoh paragraf menggunakan transisi yang benar:
Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan,
sehingga tidak dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini
disebabkan bahwa kuliah yang disajikan
dosen sebenarnya merupakan masalah
yang sudah diketahui mahasiswa, atau
merupakan masalah yang tidak
diperlukan mahasiswa. Di samping itu
mahasiswa yang sudah
mempelajari bahasa Indonesia sejak
mereka duduk di bangku
sekolah dasar atau sekurang-kurangnya
sudah mempelajari bahasa Indonesia selama dua belas tahun,
merasa sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya
memilih atau menentukan bahan
kuliah yang akan diberikan
kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar.
Perhatikan kata atau
frase transisi yang digunakan
(digarisbawahi) menatakan hubungan kalimat. Tanpa menggunakan frase transisi
ini tulisan di atas akan terpotong-potong dan hubungan antar kalimat tidak
jelas.
3. Kejelasan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, apabila kalimat topik
ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas.
Tentang kalimat-kalimat penjelas
ini sudah dibicarakan di bagian awal tulisan ini, yaitu pada
unsur-unsur paragraf. Kalimat-kalimat penjelas
penunjang utama atau penunjang kedua
harus benar-benar menjelaskan pikiran utama, agar paragraf tersebut
memiliki kejelasan sehingga mudah dipahami.
UNSUR-UNSUR ALINEA
1. Ide pokok yaitu ide
pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak.Ide pokok biasanya berupa kata,
frase atau klausa.
2. Kalimat topik yaitu
perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
3. Ide pengembang yaitu rincian atau
penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa kata,
frase, atau klausa.
4. Kalimat pengembang
yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang dalam bentuk kongkret.
5. Kalimat penegas yaitu kalimat yang
berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topik pada bagian
akhir paragraf.
6. Transisi
yaitu mata rantai penghubung
paragraf. Transisi berfungsi sebagai penunjang
koherensi atau kepaduan antar kalimat, antar paragraf dalam suatu karangan.
MACAM-MACAM ALINEA
1. Menurut Fungsinya:
a. Alinea Pembuka
Berfungsi sebagai :
1. Menghantar pokok pembicaraan.
2. Menarik minat dan perhatian pembaca.
3. Menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh
karangan.
Bentuk-bentuk yang dapat dipakai sebagai bahan menulis
alinea pembuka, yaitu
1. Kutipan, peribahasa, anekdot.
2. Uraian bagaimana pentingnya pokok pembicaraan.
3. Suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang.
4. Uraian tentang pengalaman pribadi.
5. Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan.
6. Sebuah pernyataan.
b. Alinea Pengembang / Isi
Berfungsi sebagai :
1. Mengemukakan inti persoalan
2. Memberi ilustrasi atau contoh
3. Menjelaskan hal yang diuraikan pada alinea berikutnya
4. Meringkas alinea sebelumnya
5. Mempersiapkan dasar atau landasan untuk simpulan
c. Alinea Penutup
Alinea ini berisikan simpulan bagian karangan. Merupakan
pernyataan kembali maksud penulis. Hal- hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Sebagai penutup, alinea ini tidak boleh terlalu panjang.
2. Isi alinea berisi simpulan sebagai cerminan inti seluruh
uraian.
3. Alinea ini hendaknya memberikan kesan yang mendalam bagi
pembaca.
2. Menurut Posisi Kalimat Topik :
a. Alinea Deduktif
Alinea yang kalimat
utamanya terletak diawal
kalimat, diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh:
Semua isi alam ciptaan Tuhan. Ciptaan
Tuhan yang paling berkuasa di dunia
ini ialah manusia. Manusia diizinkan
oleh Tuhan memanfaatkan isi
alam ini sebaik-baiknya. Akan
tetapi, tidak diizinkan menyiksa, mengabaikan, dan
menyia-nyiakannya.
b. Alinea Induktif
Alinea yang kalimat
utamanya terletak diakhir.
Alinea ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas dan
diakhiri dengan kalimat utama.
Contoh:
Harga beras minggu yang
lalu Rp 1.000,00/kg, kini sudah menjadi
Rp1.100,00. Gula pasir biasanya Rp1.250,00/kg telah berubah menjadi
Rp1.300,00/kg. Minyak goreng, susu bubuk, dan tepung terigu juga mengalami
kenaikan meskipun tidak terlalu besar. Kelihatannya harga sebagian barang
pokok terus bergerak naik.
c. Alinea Deduktif-Induktif (Gabungan)
Alinea yang kalimat utamanya terletak diawal paragraf dan
ditampilkan kembali diakhir paragraf untuk penegasan.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indoneia memerlukan rumah
murah, sehat dan kuat. Depertemen PU sudah lama
menyelidiki bahan rumah yang murah , tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang
diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli.
Bahan ini tahan api dan tahan
air. Lagi pula, bahan
perlit dapat dicetak menurut keinginan
seseorang. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun
rumah murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
d. Alinea Penuh
Alinea yang kalimat
utamanya terletak disemua
kalimat. Alinea ini biasanya berupa uraian yang berupa
deskripsi atau karangan yang bersifat narasi.
Contoh:
Pagi hari aku duduk di bangku panjang dalam taman di
belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar
matahari pagi menghangatkan
badan. Didepanku bermekaran bunga beraneka warna.
Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasnya.
3. Berdasarkan Sifat Isinya :
a. Persuasif/Persuasi
Alinea yang berisi ajakan, mempengaruhi pembaca.
Contoh:
Deterjen ini tidak hanya cocok dipakai untuk mencuci bahan
yang kasar, tetapi cocok juga untuk mencuci bahan yang halus seperti sutra.
Selain itu, deterjen baru ini dapat juga dipakai untuk mencuci perabot dapur.
Lagi pula, perabotan yang dicuci dengan bubuk deterjen ini warnanya tidak akan
pudar.
b. Argumentatif/Argumentasi
Alinea yang berisikan pembahasan tentang sesuatu yang
berisikan bukti-bukti dan alasan-alasan yang mendukung.
Contoh:
Tenaga kerja di
Pulau Jawa, Bali, Madura
dan Lombok kelebihan, sedangkan di pulau-pulau lain kekurangan.
Oleh sebab itu, sebagian tenaga kerja dari keempat pulau tersebut dipindahkan
ke pulau-pulau lain yang kekurangan tenaga kerja. Dengan demikian, akan terjadi
pemerataan tenaga kerja di Indonesia.
c. Deskriptif/Deskripsi
Alinea yang berisikan tentang gambaran objek atau lukisan
objek secara rinci.
Contoh:
Tempat pensil kesukaan adikku. Setiap hari tak pernah lupa
dibawanya. Warnanya biru dihiasi motif bulan sabit yang tersenyum berwarna
kuning. Segala macam perelengkapan tulis-menulis disimpan rapi di sana.
Terkadang kepingan uang receh
pun juga diletakkannya di
tempat pensil hadiah ulang tahunnya itu. Lucunya tempat
perlengkapan alat tulis ini ada kaca kecilnya.
d. Eksposisitoris/Eksposisi
Alinea yang memaparkan suatu bentuk kejadian atau peristiwa
yang berupa fakta-fakta, atau lukisan peristiwa.
Contoh:
Panen padi di beberapa desa di Jawa Tengah terancam gagal.
Musim kemarau yang
berkepanjangan membuat padi
yang ditanam mengalamai kekeringan. Ditambah lagi hama tikus juga
menambah kendala terancamnya gagal panen
ini. Kekeringan ini mulai
terasa semenjak usai tanam, hujan tidak pernah turun
mengakibatkan debit air di beberapa irigasi dibawah batas ambang normal, bahkan
ada yang benar-benar kering.
e. Naratif/Narasi
Alinea yang beisikan penceritaan atau berbentuk cerita.
Contoh:
Libur semester kemarin aku ke Bali. Senangnya dapat
menikmati liburan di Pulau Seribu Pura tersebut. Tidak disangka-sangka aku
bertemu dengan teman SMA yang berlibur bersama keluarganya. Semakin asyik saja
suasana liburanku.
KESIMPULAN :
- Alinea adalah kalimat atau himpunan kalimat
yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
-
Syarat-syarat alinea yaitu kesatuan (unity), kepaduan (koherensi) dan
kejelasan.
- Unsur-unsur alinea adalah ide pokok,
kalimat topik, ide pengembang, kalimat pengembang, kalimat penegas dan
transisi.
-
Terdapat macam-macam alinea diantaranya sebagai berikut :
1. Menurut fungsinya : alinea
pembuka, alinea pengembang/isi dan alinea penutup
2. Menurut posisi kalimat topik : alinea deduktif,
alinea induktif, alinea deduktif-indukif(gabungan) dan alinea penuh.
3. Berdasarkan sifat isinya :
persuasif, argumentatif, deskriptif, eksposisif dan naratif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar